Lembata, Indonesiasurya.com — Dalam rangka memperingati World Hypertension Day 2025, Dokter Puskesmas Autaqnapoq yaitu dr. Geta Okta Prayogi kembali menunjukkan dedikasinya di garis depan pelayanan kesehatan di daerah terpencil.
Bertempat di Kantor Desa Peusawah, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, NTT, dokter muda inspiratif yang juga Grand Finalist The New L-Men of The Year 2025 ini memimpin rangkaian kegiatan edukatif bertajuk “Hypertension Under Control: Measure Your Blood Pressure, Eat Healthy, Move Easily.”
Tak hanya dikenal sebagai dokter penugasan khusus dari Kementerian Kesehatan RI, dr. Geta juga merupakan anggota REDUKASI The New L-Men of The Year, sebuah gerakan yang fokus pada edukasi kesehatan berbasis komunitas. Dalam kegiatan ini, ia memberikan edukasi mengenai pola makan sehat DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), memimpin sesi workout ringan untuk penderita hipertensi, serta menggelar pemeriksaan tekanan darah gratis bagi masyarakat desa.
Yang tak kalah penting, dr. Geta juga melatih para kader kesehatan lokal untuk mampu melakukan pengukuran tekanan darah secara mandiri.
“Deteksi dini adalah kunci utama. Hipertensi sering disebut sebagai silent killer, dan satu-satunya cara untuk mengendalikannya adalah dengan kebiasaan hidup sehat dan pemeriksaan rutin,” tegasnya di hadapan para peserta.
Dengan latar belakang sebagai seorang dokter yang pernah mengalami obesitas dan berhasil mengubah gaya hidupnya, dr. Geta menyampaikan pesan kuat: perubahan itu mungkin, dan kesehatan adalah hak semua orang — termasuk mereka yang tinggal di pelosok.
Kehadiran dr. Geta di acara ini menjadi bukti nyata bahwa semangat membangun Indonesia sehat tak mengenal batas wilayah. Melalui pendekatan yang edukatif dan humanis, ia membuktikan bahwa menjadi dokter bukan sekadar profesi, tapi panggilan untuk mengabdi dan menginspirasi.
“Saya percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil, seperti memeriksa tekanan darah atau memilih makanan yang lebih sehat. Saya ingin masyarakat di pelosok juga memiliki kesadaran itu.” – dr. Geta Okta Prayogi