Indonesiaurya.com, Manggarai, 20 Juli 2025 - Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyatakan bahwa masyarakat NTT patut bangga sebagai salah satu penggerak awal transisi energi, melalui panas bumi, di Indonesia.
"Penggerak awal panas bumi di Indonesia itu orang NTT asal Pulau Sabu," ucap Gubernur Melki saat kunjungan kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu eksisting di Desa Wewo, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Rabu, 16 Juli 2025.
Didampingi Bupati Manggarai Herybertus Nabit, Gubernur Melki, di hadapan warga sekitar PLTP Ulumbu, termasuk tokoh masyarakat Desa Wewo, mengimbau agar masyarakat tak perlu khawatir menyambut energi bersih di NTT. PLTP Ulumbu eksisting (10 MW) yang telah beroperasi 13 tahun, kata Gubernur Melki, menjadi bukti aman dan ramahnya pembangkit geothermal terhadap lingkungan sekitar.
"Apakah pasca beroperasinya Ulumbu produktivitas pertanian menurun? Apakah terjadi keracunan? Apakah membuat hewan ternak mati mendadak? Apakah ada warga yang tidak bisa tidur nyenyak karena beroperasinya PLTP Ulumbu?" tanya Gubernur Melki ke warga Desa Wewo.
Mengamini pernyataan Gubernur Melki, warga yang hadir secara serentak menyatakan bahwa mereka tak pernah merasakan dampak buruk dari operasional PLTP Ulumbu. Sebaliknya, kebutuhan akan listrik semakin terpenuhi dan memudahkan aktivitas sehari-hari masyarakat.
"Hasil pertanian kami baik, begitu juga ternak," ucap salah seorang warga Desa Wewo.
Namun demikian, Gubernur Melki, mewakili pemerintah pusat dalam mendorong pengembangan proyek PLTP Ulumbu unit 5-6 (40 MW), menyatakan pihaknya siap berdialog dengan seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali bersama para penolak proyek.
"Saya dengan Pak Bupati, bersama Kapolres dan Pak Dandim akan terus berdialog dengan warga membicarakan hal ini agar segera ada penyelesaian dan ada titik temunya," kata Gubernur Melki.
Dialog seperti ini, kata Gubernur Melki, sejalan dengan filosofi gendang one lingko pe'ang yang dianut masyarakat Manggarai.
"Kalau kita bergerak serta berdialog dengan cara seperti ini tidak lama lagi proyek ini segera jalan," ujarnya.
Disebutkan Gubernur Melki, dalam pelaksanaan pembangunan proyek panas bumi, aspek lingkungan harus tetap terjaga. Ia juga minta pihak PT PLN (Persero) agar dalam pelaksanaan proses pengeboran panas bumi nantinya harus menggunakan teknologi terbaik.
"Saya minta teknologi yang dipakai nanti untuk pengeboran itu harus menggunakan kelas terbaik yang grade A," terangnya kepada Roya Ginting selaku Kepala Teknis Panas Bumi (KTPB) Ulumbu.
Di lokasi berbeda, General Manager (GM) PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra), Yasir, menyebut kunjungan kerja serta dialog Gubernur NTT bersama warga sekitar kawasan PLTP Ulumbu merupakan bentuk dukungan besar dari pihak pemerintah terhadap proyek strategis nasional (PSN) PLTP Ulumbu.
"PLN juga sudah beberapa kali menggelar rapat dengan Pak Gubernur, salah satu hasilnya adalah pembentukan Satgas untuk mencari solusi supaya kita bisa melanjutkan pembangunan PLTP di Pulau Flores dengan lancar. Dengan hadirnya Pak Gubernur, turun langsung dan berdialog dengan masyarakat sekitar lokasi pembangunan, ini menunjukan dukungan pemerintah," ucap GM Yasir.
Memastikan permintaan Gubernur NTT, GM Yasir, mengungkapkan dalam upaya swasembada energi, PLN melibatkan beberapa teknologi kunci yang teruji dalam hal konversi energi panas bumi menjadi listrik.
PLN, kata GM Yasir, juga harus memastikan sepanjang penggarapan dan operasional PLTP di NTT, selalu sejalan dengan pemantauan kondisi lingkungan sekitar. Pemantauan lingkungan sekitar wilayah geothermal ini mencakup aspek kualitas air, udara, getaran, kebisingan, termasuk kondisi sosial masyarakat sekitar proyek.
"Setiap tahapan dilaksanakan secara partisipatif dan transparan, melibatkan pemerintah daerah, pemilik lahan, serta tokoh masyarakat setempat, sebagai bagian dari komitmen PLN untuk menjalankan proyek berbasis musyawarah, tata kelola sosial yang adil, dan pendekatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai lokal," ucap GM Yasir.
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, PLN juga menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di masyarakat Ring 1 PLTP Ulumbu. Sejumlah inisiatif telah dilakukan, seperti pembangunan akses air bersih, MCK di puskesmas dan rumah gendang, pengembangan hortikultura, layanan kesehatan gratis, serta dukungan bagi kelompok masyarakat adat. Program-program ini menjadi wujud hadirnya PLN tidak hanya untuk membangun infrastruktur energi, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi kehidupan sosial masyarakat sekitar secara berkelanjutan.
"sebagai bagian dari komitmen PLN untuk menjalankan proyek berbasis musyawarah, tata kelola sosial yang adil, dan pendekatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai lokal. PLN juga terus hadir melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dalam setiap pengembangan proyek sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap kehidupan sosial di area proyek," ucap GM Yasir.[]