Lewoleba,Indonesiasurya.com - Awi Uak ketua Kelompok orang muda yang tergabung dalam CV. Dakara, calon pengelola taman kota Lewoleba membantah dengan tegas informasi tentang adanya minuman keras (alkohol) yang dijual di Lapak dalam are taman swalsotiten.
Awi mengatakan, kami punya ide gagasan dan semangat yang tulus untuk mengelola tempat ini, sebagai sumber ekonomi banyak pihak.
Kepada media ini (20/5/2025) Awi yang kala itu di dampingi, sejumlah pengurus mengatakan, kami menata tempat ini, agar bisa dimanfaatkan tidak hanya sebagai sumber PAD namun, lebih dari pada itu bisa untuk kepentingan ekonomi kerakyatan.
"Kami tidak hanya menata lapak, tapi untuk sebagian besar, lapak disini permodalan juga dari kami" urai Awi
Lanjut orang muda ini, kami siap berkorban untuk hal baik, mana mungkin kami merusaknya sendiri, tegasnya.
Amat Tidak benar kalau ada yang jual keras bahkan sampai mabuk-mabukan di taman kota. Kalau yang dari luar mabuk baru ke taman kota mungkin ada, tapi kalau di lapak kami pastikan itu tidak.
Sementara soal pungutan yang rencana ditarik dari para penjual adalah ; Retribusi lapak 150 Ribu, listrik 100 Ribu sampah 5000 total 255 ribu/bulan masih dengan perhitungan lama yang di tarik pihak kecamatan beberapa waktu lalu.
Untuk saat ini yang dipungut yang ditarik adalah untuk, listrik dan kebersihan, itu pun di lakukan sendiri oleh pengelola lapak, kami sendiri belum melakukan pungutan jelas Uak.
Lajut Awi jika nanti sudah ada dokumen resmi, kami sebagai pengelola, baru akan kami evaluasi dan membuat perhitungan kembali, terkait PAD dan operasional.
"Kami hanya jual ide dan kreatifitas untuk kebaikan bersama" ujar Awi
Diakhir pembicaraan dengan Indonesiasurya.com Awi mengatakan, Kami terima semua masukan, saran juga kritik akan tetapi, bagi kami tindakan nyata merupakan hal paling penting dalam pembangunan.