Indonesiasurya com, Flotim - Pemerintah Kabupaten Flores Timur menggelar rapat koordinasi (Rakor) keselarasan perencanaan pembangunan bersama pemerintah desa dari Kecamatan Adonara, Adonara Tengah, Adonara Barat, dan Wotan Ulumado, Selasa (9/9/2025).
Kegiatan yang dipusatkan di halaman Kantor Camat Adonara Barat, Desa Waiwadan, ini bertujuan mensinkronkan perencanaan pembangunan daerah dan desa guna mendukung pencapaian program Big Push Pemerintah Daerah serta program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam arahannya, Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen, menegaskan bahwa momen ini merupakan kesempatan baik untuk menghimpun kekuatan dan sumber daya agar dapat dimanfaatkan secara optimal pada tahun 2026.
"Kita tidak merencanakan sesuatu main-main saja. Kesempatan ini kita mau supaya anggaran bapak/ibu punya, yang bapak/ibu punya kuasa atas 20 persen Dana Desa untuk ketahanan pangan itu, kita sama-sama mau diskusikan, kita mau pake untuk apa," tegasnya.
Terkait program presiden Prabowo Makan Bergizi Gratis, Bupati Anton Doni menyebut, Kabupaten ini mendapat jatah sekitar 30 hingga 32 dapur, meski sejauh ini baru tersedia empat dapur. Ke depan, jumlahnya akan ditingkatkan hingga 30–32 dapur, sehingga setiap kecamatan nantinya memiliki dapur MBG.
Program Big Push, kata dia, harus memiliki kegiatan usaha yang memberikan dampak besar. Tanpa itu, target pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 3,5 persen sebatas wacana, sementara perekonomian desa tetap stagnan. Karena itu, dibutuhkan daya dorong yang kuat agar ekonomi benar-benar bergerak.
"Big Push mesti punya kegiatan usaha yang punya dampak besar. Kalau tidak, maka daerah kita ini cuma target pertumbuhan ekonomi 3,5 persen tapi sebatas bicara saja, karena ekonomi kita di desa juga jalan di tempat, kita mau ada daya dorong yang besar," kata dia.
Bupati menjelaskan bahwa program Big Push, selain mendorong usaha berbasis rakyat dan dimiliki oleh rakyat, juga menghadirkan usaha-usaha strategis di tingkat daerah agar Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat meningkat. Jika tidak, maka hanya akan bergantung pada dana dari pusat.
Ia mengatakan, memang baru memiliki beberapa daya dorong utama, antara lain: rencana pengembangan peternakan 1.000 ekor sapi di Desa Lamatutu, Kecamatan Tanjung Bunga, serta usaha ayam petelur dengan kapasitas produksi 10 ribu butir telur per hari di kawasan Got Hitam, Pulau Adonara.
Sementara di sektor pertanian tanaman pangan, pemerintah berkomitmen mengoptimalkan seluruh lahan sawah yang ada, meskipun masih terdapat kerusakan jaringan irigasi.
Tahun ini, akan dilakukan audit menyeluruh untuk mengetahui tingkat kerusakan, agar selanjutnya dapat dialokasikan anggaran perbaikan tanpa harus menunggu kewenangan provinsi atau pusat. Dengan begitu, produktivitas pertanian bisa ditingkatkan.
Selain itu, upaya ini akan ditopang dengan pembangunan sumur bor di wilayah lahan kering. Selama terdapat potensi air tanah, pemerintah akan berani mengambil risiko untuk membangun sumur bor.
Pada sektor perikanan, saat ini telah tersedia 27 kapal, dan ke depan direncanakan adanya penambahan kapal tangkap untuk memperkuat armada nelayan dengan sistem kerja bagi hasil.
Bupati menegaskan bahwa diperlukan semangat para kepala desa dengan pikiran yang lebih terbuka. Ia menekankan pentingnya perubahan pola pikir dan semangat kerja agar tidak asal-asalan.
Ia berharap agar setiap kecamatan dapat dikembangkan sebagai satu wilayah ekonomi yang dikelola secara baik, dengan pembagian peran dan tugas antar-desa secara terarah.
Bupati Anton Doni juga menyoroti urusan data. Ia meminta para camat dan kepala desa berkomitmen mengorganisir data di wilayah masing-masing. Mencakup sektor pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, pendidikan, dan sektor lainnya, dengan target laporan sudah tersedia dalam satu minggu ke depan.
Pendataan dimulai dari sektor pertanian untuk memberikan gambaran yang lebih jelas. Data yang dikumpulkan meliputi jumlah kelompok tani dan Gapoktan, jenis usaha masing-masing kelompok, jumlah petani tanaman pangan terutama padi dan jagung, luas lahan tanaman pangan, serta angka produksi pada tahun sebelumnya.
Rapat tersebut dihadiri oleh Bupati Flores Timur, para camat, kepala desa, ketua BPD, ketua Koperasi Desa Merah Putih, Direktur BUMDes, Tim Business Development Services (BDS), tenaga ahli pendamping desa, dan pendamping lokal desa.
Hadir juga Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Pada kegiatan tersebut, Tim Business Development Services (BDS) juga mendapat kesempatan untuk menyampaikan materi tentang potensi dan peluang, sekaligus hitungan teknis, dan usaha yang dapat dikembangkan guna mendukung program Big Push, serta program MBG.
Rapat yang dimoderatori oleh Kadis PMD, Alfi Kaha, ini juga memberikan kesempatan kepada para camat memaparkan potensi sumberdaya di masing-masing wilayah. Mulai dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan hingga sektor perikanan.
Forum Rakor juga memperkenalkan sebuah sistem aplikasi Mistar, yaitu sistem online yang dapat mempermudah distribusi pasokan bahan makanan ke dapur MBG, oleh Anton Ratumakin.
Dalam sesi diskusi, setiap kelompok dari masing-masing kecamatan memetakan potensi usaha di setiap desa yang dapat dikembangkan untuk mendukung ketersediaan bahan bagi dapur MBG. Hasil pemetaan tersebut kemudian dipresentasikan kembali.
Sebelumnya, rapat koordinasi dengan agenda serupa telah dilaksanakan di Desa Waiwuring, Kecamatan Witihama, pada Senin (8/9/2025), bersama pemerintah desa dari Kecamatan Kelubagolit, Ile Boleng, Witihama, dan Adonara Timur.
Diketahui, masih tersisa tiga titik rapat koordinasi yang akan digelar untuk menyelaraskan perencanaan pembangunan daerah dan desa, yakni satu titik di Pulau Solor dan dua titik lainnya di daratan Flores Timur. (Tino Watowuan).