Lembata,Indonesiasurya.com - Produk ayam beku yang menyerbu lembata dinilai memperburuk kondisi pemasaran ayam potong lokal, karena daya beli masyarakat langsung berpindah ke produk yang lebih murah meski berasal dari luar daerah.
Hal ini ditegaskan Wakil Bupati Lembata, Muhamad Nasir dalam rapat terkait pengawasan lalu lintas ternak dan distribusi daging di ruang rapat kantor bupati (11/6/2025).
Nasir secara tegas meminta agar praktik monopoli pasar harus dihentikan.
Sementara itu Bupati Lembata, Petrus Kanisius Tuaq mengatakan, Persaingan terbuka bukan berarti membiarkan usaha lokal tersingkir. Kita harus mampu menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan keberpihakan pada masyarakat sendiri,” ujar Bupati Kanis.
Hilmi kepala logistik Pelni Mart Lembata kepada Indonesiasurya, Senin, 16 Juni 2025 diruang kerjnya membantah tudingan adanya monopoli yabg dilakukan oleh Pelni Mart
Tidak memonopoli, di Indonesia ini kan ada pasar bebas dan kami salah satu BUMN yang dipercaya untuk membuat gerai maritim di sini.
Kami mengikuti program tol laut dimana program tol laut disini untuk menekan harga pasar agar masyarakat bisa merasakan harga barang sesuai yang ada di luar pulau, jadi kalau dibilang monopoli kita sebenarnya tidak ada maksud untuk monopoli ujar Hilmi.
Kalau disebut monopoli itu terlalu apa yah....karena kami ikut regulasi dari pemerintah juga untuk, program tol laut namun, semua kembali lagi ke konsumen sebab target pasar kami adalah agar masyarakat bisa merasakan harga pasar yang merata.
Hilmi mengataka, tidak ada maksud memonopoli karena, selama ayam kita masuk pun semua tetap berjalan lancar, ayam peternak juga masih berjalan ayam beku dari luar pun ada, yang dari kupang itu sempat ada masuk kemarin, infonya kan dari satgas juga sudah memantau ayam masuk dari kupang itu pun mereka tetap jalan.
Masih menurut Kepala logistik ini, tidak ada niat atau bermaksud untuk memonopoli pasar, intinya kami datang hadir untuk disparitasi harga. Hanya untuk menekan harga, ungkap Hilmi.
Ditanya terkait jumlah ayam beku sebanyak, 4 ton yang masuk Lembata untuk jangka waktu berapa lama, Hilmi menjelaskan, sebenarnya informasi itu bukan 4 ton tapi 14 ton.
Hilmi mengataka, satu kontainer atau satu river itu kurang lebih, 14 ton dan itu kalau dipasarkan paling cepat itu 1 setengah bulan sampai 2 bulan, tergantung masyarakat Lembata. ini ingin konsumsi labih banyak atau tidak. Seperti kalau ada acara pasti mereka lebih banyak konsumsi ayam beku
Ditanya bisanya itu dalam satu bulan itu, habis berapa ton untuk kebutuhan Lembata yang dijual oleh teman teman pelnimart sendiri?
Kepala Logistik menjelaskan,, untuk pasar Pelni mart sendiri satu bulan susah diprediksi, cuma satu kontainer itu paling cepat satu sampai dua bulan, paling relatif.
Lanjut Hilmi, yang di berita sempat ada info 4 ton, tapi yang benar adalah, 14 ton. Kita masukan satu river itu kurang lebih 15 ton tapi kapasitas maksimalnya hanya 14 ton saja.
Ditanya tentang berat ayam dan harga jual, o hak Pelni Mart mengatakan, berat ayam per ekor kurang lebih 1 sampai 1.3 kilo dan dijual dengan harga, 37.500 sampai 41.000 per kilo.
Kami BUMN dan tidak berafiliasi dengan pengusaha lain atau orang perorang, kami anak perusahaan Pelni yang hadir untuk menekan harga pasar dan tidak untuk monopoli urai Hilmi.
"Intinya Tidak ada niat untuk monopoli pasar" ungkap Hilmi.
Sementara itu Sanjiwani Watimena, Koordinator gudang Pelni Mart pada kesempatan yang sama mengatakan, Tidak benar jika dikatakan kami monopoli pasar.
Yang ada di Pelni mart, bukan hanya ayam beku tapi juga untuk kebutuhan pokok yang lain seperti beras, gula, tepung, elpiji ada semua.
Lanjut Watimena Cuman untuk beras, tepung, mie kita belum datang kan lagi karena, di gudang itu terlalu banyak tikus, jadi barang yang dijual itu bukanya terjual tetapi rusak karena tikus.
Hal ini sudah kami sampaikan ke pemerintah waktu rapat dengan bupati dan wakil.
Ditanya berapa banyak beras yang di pasok, jenis beras dan jenis beras, Watimena menjelaskan, Kalau beras yang terakhir itu satu kontainer itu sekitar 8 sampai 10 ton kalau tidak salah Dan beras yang kami datangkan itu adalah premium. Merk kapal putih sama Sintanola dan di jual dengan harga 325.000 per karung 20 kilo.
Lanjut Watimena, karena situasi gudang yang banyak tikus dan kita tidak ingin barang rusak sehingga, kami jual ke salah satu pengusaha di Lewoleba dengan harga 320.000. beras yang kita jual juga dalam keadaan baik urainya.
Diakhir pertemuan dengan media ini, Watimena menegaskan bahwa pihaknya yakni Pelni Mart tidak pernah memonopoli pasar di Lembata.
"Kami hadir untuk menstabilkan harga, agar masyarakat bisa merasakan satu harga seperti di luar Lembata dan pasti bukan monopoli" urai Watimena.