Ungkap Realita Sosial

Logo Banggainesia
Local Edition | | Todays News


Warga Atadei Lembata NTT Tolak Rencana Proyek PLTP. "Kami Bukan Penonton di Tanah Sendiri - Tolak Geotermal di Atakore"

Jika pemerintah tidak mendengar, suara kami akan lebih nyaring. Dari kampung, dari hutan, dari setiap mata air yang kini kami jaga lebih erat dari sebelumnya

IndonesiaSurya
Kamis, 22 Mei 2025 | 01:24:16 WIB
Foto saat kegiatan

Atakore, 21 Mei 2025, Indonesiasurya.com - Ketua Forum Pemuda desa Atakore Andreas Baha Ledjab bersuara lantang dengan tegas mengatakan, Kami, warga Desa Atakore, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, menyatakan protes keras dan penolakan tegas terhadap rencana pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTP (Geothermal) di wilayah kami.

Dalam siaran Pers Warga Desa Atakore, Atadei, yang diterima Indonesiasurya.com, Kamis, 22/5/2025. Menyebutkan bahwa, Tim Satuan Tugas Penyelesaian Masalah PLTP Flores- Lembata bersama Pemerintah Kabupaten Lembata yang turun ke desa jauh dari prinsip dialog yang setara.

Dalam siaran pers tersebut dikatakan bahwa hari ini, 21 Mei 2025, Tim Satuan Tugas Penyelesaian Masalah PLTP Flores- Lembata bersama Pemerintah Kabupaten Lembata mengadakan kunjungan yang diklaim sebagai "investigasi independen. Namun dalam kenyataannya, forum tersebut jauh dari prinsip dialog yang setara.

Warga yang hendak membacakan pernyataan sikap tidak diberi ruang.
Pertanyaan kami diabaikan. Yang terjadi justru kami diarahkan untuk mendengar presentasi sepihak soal
definisi teknis geotermal, seakan kami tidak mengerti apa yang sedang dipertaruhkan padahal kami sedang berjuang menjaga, hutan kami, air kami, dan hidup kami.

Dalam siaran pers yang tanda tangani oleh Andreas Baha Ledjab dan Nikodemus N Ledjab dikatakan bahwa, Melihat forum yang dikendalikan sepihak dan tanpa ruang bagi suara kritis, kami memilih meninggalkan pertemuan. Kami menolak menjadi pendengar pasif dalam pembicaraan yang menyangkut masa depan kampung kami sendiri.

Sikap tim dan pemerintah hari ini mencerminkan pola yang telah berulang kali terjadi. Pemerintah hanya menjangkau segelintir pemilik lahan dan pemangku ulayat, lalu
mengabaikan masyarakat terdampak secara luas. Pendekatan sempit ini jelas menyalahi prinsip partisipasi bermakna dan transparansi publik.

Dalih "mendengar aspirasi warga" tidak sejalan dengan praktik yang berlangsung di lapangan.
Lebih buruk lagi, forum tadi hanya diisi dengan pemaparan teknis oleh tim investigasi, tanpa sedikit pun ruang untuk diskusi jujur mengenai kekhawatiran yang telah kami suarakan sejak awal.

Tim yang datang bukan mendengar, melainkan mengulang cara kerja lama yang tertutup dan menyisihkan suara rakyat.
-
Kami, warga Atakore baik pemilik lahan maupun bukan telah bersuara jelas:
penolakan ini bukan soal harga ganti rugi lahan.
Ini soal nyawa, tanah warisan, dan kehidupan generasi mendatang.

Alasan Penolakan Kami: Nyawa dan Alam Dipertaruhkan Penolakan ini bukan sikap emosional, tapi hasil dari pertimbangan serius yang menyangkut kelangsungan hidup kami dan generasi mendatang:

Berikut Lima Alasan Penolakan kami ;

1. Minimnya Sosialisasi dan Pengabaian Hak Warga Sejak awal, tidak pernah ada forum musyawarah yang terbuka dan inklusif.
Informasi datang sepihak, tanpa konsultasi yang adil. Ini bentuk pengabaian
terhadap prinsip demokrasi dan hak rakyat untuk didengar.

2. Ancaman Serius terhadap Lingkungan dan Keselamatan Alam
Wilayah Atakore adalah ekosistem pegunungan yang rentan terhadap longsor, krisis air, dan bencana ekologis. Proyek PLTP berisiko merusak keseimbangan alam yang telah dijaga turun- temurun.

3. Krisis Air Bersih dan Risiko Kesehatan
Atakore hanya mengandalkan sumur bor dan sumber air yang sangat sensitif terhadap perubahan ekosistem. Aktivitas geothermal sangat mungkin
mengeringkan, mencemari, atau merusak sumber air yang vital bagi kehidupan
sehari-hari.

4. Tekanan Psikologis terhadap Warga dan Pemilik Lahan Kehadiran tim teknis dan pemerintah tanpa persetujuan warga memberi tekanan terselubung kepada pemilik lahan. Ini bentuk pemaksaan yang melukai rasa keadilan dan martabat masyarakat adat.

5. Pelanggaran terhadap Hak Adat dan Nilai Kultural Wilayah yang direncanakan sebagai lokasi proyek adalah tanah ulayat yang sakral secara budaya dan spiritual. Proyek tanpa persetujuan adat adalah pelanggaran
terhadap konstitusi, nilai luhur, dan peraturan nasional maupun internasional tentang hak masyarakat adat.

Tuntutan Kami Tegas dan Tidak Bisa Ditawar:

1. Hentikan seluruh aktivitas dan rencana pengembangan geothermal di wilayah Desa Atakore dan sekitarnya.

2. Hentikan pemaksaan terhadap warga, baik secara halus maupun struktural.

3. Hargai hak bicara dan partisipasi warga sebagai bagian dari proses demokratis.

4. Lindungi tanah adat, air, hutan, dan hak-hak masyarakat Atakore yang sah.
Kami ingin mengingatkan, bahwa hari ini kami keluar dari forum, tapi kami tidak keluar
dari perjuangan. Kami menolak diatur dalam diam. Kami bukan objek pembangunan —
kami penjaga tanah ini.

Jika pemerintah tidak mendengar, suara kami akan lebih nyaring. Dari kampung, dari hutan, dari setiap mata air yang kini kami jaga lebih erat dari sebelumnya. Karena yang kami lawan bukan sekadar proyek, tapi ketidakadilan yang
dibungkus pembangunan.
Atakore Menolak! Jaga Air, Jaga Hidup, Jaga Harga Diri.
Hormat kami, Warga Desa Atakore.
Andreas Baha Ledjab dan Nikodemus N Ledjap 


Bagikan

KOMENTAR (0)

Alamat Email anda tidak akan ditampilkan. Wajib diisi untuk kolom *

Berita Terkini

Seksi Propam Polres Kolaka Menggelar Gaktiblin Kepada Personil di Tempat Hiburan Malam

Kegiatan ini difokuskan pada pengawasan terhadap personel Polres Kolaka tidak berada di tempat hiburan malam. Hal ini pe

| Minggu, 22 Juni 2025
Irwasum Polri Audit Kinerja di Polres Kolaka 2025, Dorong Efisiensi dan Kualitas Layanan

Audit ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam memperbaiki sistem manajemen, meningkatkan efektivitas anggaran, se

| Sabtu, 21 Juni 2025
Apresiasi Dukungan Pemda, Ditjen EBTKE: Perluasan PLTP Ulumbu Sangat Diperlukan

dalam proyek pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 akan menerapkan teknologi yang lebih mutakhir dan efisien dalam menghasil

| Sabtu, 21 Juni 2025
Masyarakat Desa Jontona, Ikut Evakuasi Darurat Erupsi Gunung Api IleApe, Lembata Bersama Basarnas

Kegiatan ini bertujuan untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dasar, keterampilan, serta pemahaman tentang prosed

| Jumat, 20 Juni 2025
Tim Elang Anti Bandit Polres Kolaka Tangkap DPO Kasus Kekerasan di Muka Umum

HR alias JO sebelumnya masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) atas dugaan tindak pidana kekerasan secara bersama-sama

| Jumat, 20 Juni 2025
Wujud Kontribusi ke Negara, PLN Setor Rp65,59 Triliun Lewat Dividen, Pajak, dan PNBP

Listrik merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Kami meyakini bahwa akses terhadap listrik yang andal dan berkualita

| Jumat, 20 Juni 2025
Indeks Berita

Poling

Silakan memberi tanggapan anda ! Siapa calon bupati dan calon wakil bupati yang kalian anggap layak pimpin lembata 2024-2029?

TERKONEKSI BERSAMA KAMI
Copyright © 2025 Indonesia Surya
Allright Reserved
CONTACT US Lembata
Lembata, Nusa Tenggara Timur
Telp: +6281334640390
INDONESIA SURYA
Viewers Now: 4