Indonesiasurya.com, Lembata - Solar Subsidi bagi warga Lembata masih menjadi sesuatu yang sulit didapat. Ada sejumlah spekulasi menyebutkan kendala ini dipicu oleh kuota yang sedikit dan di perparah dengan dugaan adanya mafia yang lakukan transaksi jual beli solar subsidi di luar SPBU.
Di SPBU Waijarang Desa Waijarang kecamatan Nubatukan kabupaten Lembata solar subsidi hanya dijual dua kali dalam seminggu dan itu pun dibatasi pembeliannya.
Omi Wuwur, pengawas masuk keluarnya BBM di SPBU waijarang kepada media ini (16/7/2025) membantah tudingan sejumlah pihak yang mengatakan bahwa, dirinya melakukan jual beli solar subsidi di luar SPBU.
"Semua itu fitnah, kalau mereka punya bukti silakan lapor. Kapan saya bawa keluar solar dari SPBU ini? Atau apakah ada yang pernah tangkap saya bawa solar keluarkan dari SPBU ini? Tanya Omi
Masih menurut Omi beberapa waktu lalu ada pihak yang memviralkan dirinya di medsos padahal persoalan karena nosel solar subsidi alami kendala.
"Saya ini bukan teknisi di SPBU ini, saya juga pekerja tapi karena saya bisa perbaiki sehingga bos percayakan saya untuk lakukan perbaikan. Tapi ketika itu saya ada urusan keluarga sehingga belum bisa perbaiki nosel tersebut tapi karena itu saya dituduh macam-macam ujar Omi.
Dikatakan Wuwur, Kadang bos perintah dirinya juga untuk bantu kawal penjual karena di SPBU karyawan kurang, sehingga dirinya sering diminta bantu oleh pemilik SPBU sampai selesai
Omi mengatakan bahwa dirinya sering di fitnah soal jual beli BBM subsidi, diluar SPBU, padahal menurutnya saat ini SPBU waijarang lebih ketat dari yang terdahulu. Tidak ada pelayanan bagi satu orang yang miliki 10 rekomendasi misalnya. Bahkan banyak yang antri dengan jerigen tidak miliki kapal ungkap omi.
"Saya tahu ada yang tidak senang dengan saya lalu menuduh tanpa bukti. Saya mau tanya mereka, Apa saya pernah ditangkap karena bawa keluar solar subsidi? Tanya Omi tegas.
Masih menurut Wuwur, kebetulan dirinya bekerja di SPBU lalu ada keluarga nelayan yang punya kapal minta bantuan untuk titipkan rekomendasi agar dirinya yang ambil minyak untuk mereka tapi itupun tetap di batasi.
"Kami disini masing-masing punya tugas dan tanggungjawab saya misalnya bertugas mengawasi BBM yang masuk, dan keluar. Berapa yang masuk, dan berapa sisa setelah di jual akan dilaporkan ke Pertamina dan itu tugas saya." ujar Omi.
Sementara itu Steve Paokuma pengawas bidang penjualan mengatakan, untuk solar di SPBU waijarang kuotanya 35 ton perbulan sehingga pihaknya hanya menjual solar subsidi dua kali dalam seminggu.
"Kuota solar subsidi di SPBU hanya 35 ton per bulan jadi kami order 7 kali dan jual dua kali dalam satu pekan pada hari Rabu dan Minggu" jelas Paokuma.
Steve mengakui bahwa, Selama ini memang ada banyak keluhan masyarakat tentang SPBU dan inilah kami dengan berbagai kekurangann namun bagi kami saran, masukan, kritik itu baik adanya agar kami bisa melakukan evaluasi.
Soal solar yang masuk Steve mengatakan, dirinya akan cek banyaknya kendaraan yang antri dan jumlah rekomendasi jerigen baru diputuskan pembagian seperti apa, jika tidak begitu maka, bisa ada pihak yang tidak kebagian dan langkah ini kami ambil mempertimbangkan stok yang ada jelasnya
Rekomendasi bagi nelayan yang antri dengan jerigen di SPBU kami, lebih dari 100 rekomendasi yang dikeluarkan oleh intasi terkait, sebab itulah kami berlakukan pembatasan agar semua pihak kebagian solar.
Ditanya soal nosel yang sering rusak, Paokuma menjelaskan, kadang yang rusak pompa mesin dan kadang kapasitornya. Selama ini kami tidak punya mekanik sehingga Omi yang dipercayakan perusahaan untuk perbaiki.
"Saya sudah sampaikan masukan ke perusahaan untuk cari mekanik paten dan itu saya kira itu jadi bahan pertimbangan perusahaan" ungkap Steve.