Boto,Indonesiasurya.com - Sebuah bangunan tua, sekolah kecil di kaki gunung Labalekan, kampung Boto, Kecamatan Nagawutung kabupaten Lembata Provinsi NTT nyalakan cahaya ilmu, dibalik kabut untuk sebuah peradaban.
Sejarah mencatat SDK Boto, salah satu lembaga pendidikan Katolik tertua di Lembata, dan hari merayakan satu abad keberadaannya pada Jumat, 27 Juni 2025, Sebuah tonggak waktu yang menyatukan kenangan, iman, dan harapan masa depan.
Bupati Lembata, P. Kanisius Tuaq, hadir secara langsung dalam perayaan penuh makna ini.
Dalam suasana khidmat dan haru, Bupati disambut dengan tarian adat dan derai tawa para siswa yang berdandan dengan sukacita, bersama generasi-generasi yang pernah menginjakkan kaki di sekolah yang dulu dibangun oleh para misionaris ini.
"Seratus tahun bukan hanya usia, tapi warisan. SDK Boto adalah akar. Dari sinilah kita belajar mengeja mimpi pertama, mengenal dunia lewat huruf-huruf, dan menulis harapan lewat doa pagi," ujar Bupati Tuaq.
Tak hanya hadir secara simbolik, Bupati Tuaq juga memberikan refleksi mendalam tentang pentingnya sekolah sebagai alat peradaban. Ia menegaskan bahwa Lembata ke depan tidak bisa dibangun hanya dari beton dan jalan, tapi dari kelas-kelas sederhana seperti yang ada di SDK Boto.
"Membangun peradaban dalam kasih, melangkah tanpa ada sekat, tetap semangat dalam membangun lewotana, leu-auq tercinta," pesan Bupati Lembata.
Acara ini semakin bermakna dengan kehadiran Romo Deken Lembata, Philipus Sinyo Da Gomez, Pr bersama para imam, biarawan biarawati. Ia yang memimpin misa syukur, sebagai wujud kehadiran seorang gembala di tengah umatnya.
Dalam renungannya, Romo Sinyo menyebut SDK Boto sebagai 'tanah suci pendidikan,' tempat nilai, iman, dan pengetahuan tumbuh bersama.
Suasana haru makin terasa saat para alumni lintas generasi berdiri dan saling menyapa dalam senyum penuh kenangan.
Ketua Yayasan Pendidikan Katolik Lembata (Yapenduklem), Petrus Toda Atawolo, dalam sapaannya menegaskan komitmen yayasan untuk tidak membiarkan sekolah-sekolah tua seperti SDK Boto menjadi museum.
"Sekolah ini akan terus hidup, berkembang, dan menjadi rumah bagi generasi masa depan,” ujarnya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah, karena selama perayaan 100 tahun di sekolah-sekolah Katolik baru kali ini Bupati hadir. Menurut catatan sejarahnya, dari periode ke periode baru kali ini bupati hadir.
Rangkaian acara satu abad ini dikemas penuh makna, dari pameran arsip tua yang memperlihatkan dokumen sejarah perjalanan panjang dari tahun 1925, hingga parade seragam dari masa ke masa melalui tampilan foto, yang menyatukan kisah guru-guru legendaris, siswa-siswa berprestasi, dan perjuangan mempertahankan sekolah di tengah perubahan zaman.
Sejumlah alumni menyampaikan testimoni yang menggugah. Ada yang kini menjadi pejabat, imam/pastor, guru, bahkan petani sukses, semuanya mengaku bahwa benih integritas dan kejujuran mereka disemai di ruang-ruang kelas SDK Boto yang sederhana namun penuh cinta.
Perayaan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan, jika dipelihara dengan kasih dan nilai, akan menjelma menjadi akar sejarah yang tak pernah patah. Dan dari SDK Boto, dari bangku-bangku tua dan papan tulis penuh kapur, masa depan Lembata diam-diam terus ditulis. (Bili baon/Steny Leuweheq)